Rabu, 24 Juni 2015


Definisi Resensi

Resensi berasal dari bahasa latin yaitu reveidere ataurecensere, yang mengandung arti melihat kembali, menimbang atau menilai. Tindakan merensensi buku berarti memeberikan penilaian, ungkapan, kembali isi buku, membahas atau menkritik buku. Resensi dibuat oleh seorang resensator. Resensi dibuat untuk memberi penilaian atas suatu buku, film, atau karya seni yang lain untuk memberitahu orang lain apakah hal yang diresensi tersebut layak atau tidak untuk dibaca, ditonton, atau didengar, dan lain-lain.
Resensi bersifat informatif, tidak berisi suatu kritikan yang mendalam atau penilaian tentang bermutu atau tidaknya suatu karya cipta tertentu. Meskipun bersifat informatif resensi juga bukan iklan tentang buku baru. Maksud ditulisnya sebuah resensi adalah menginformasikan isi buku kepada masyarakat.
Pemuataan resensi setidaknya mempunyai lima alasan diantaranya :
(1)    Memberikan informasi dan pemahaman tentang apa yang nampak dalam sebuah buku.
(2)    Mengajak pembaca untuk memikir dan mendiskusikan problem yang muncul dalam sebuah buku.
(3)    Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku pantas mendapatkan sambutan dari masyarakat atau tidak.
(4)    Menjawab pertayaan siapa pengarang buku, mengapa ia menulis buku tersebut, apa peryataannya, bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya pengarang yang sama dan bagaimana hubungannya dengan buku sejenis yang dihasilkan oleh orang lain.
(5)    Untuk segolongan pembaca resensi, tujuan membaca resensi diantaranya :
a.       Agar mendapatkan bimbingan dalam memilih buku-buku
b.      Setelah membaca resensi, kemudian berminat untuk membaca atau mencocokan seperti apa yang ditulis dalam resensi.
c.       Tidak ada waktu untuk membaca buku kemudian mengandalakan resensi sebagai sumber informasi.

Bahasa resensi yang biasa digunakan umumnya bernas, tegas, dan tandas. Pemilihan karakter bahasa yang digunakan disesuaikan dengan karakter media cetak yang akan dimuat dan karakter pembaca yang menjadi sasarannya. Berikut unsu-unsur yang membangun sebuah resensi
1.       Membuat judul resensi
2.       Menyusun buku data yang terdiri atas :
a.       Judul Buku
b.      Nama Pengarang
c.       Nama Penerbit
d.      Tahun Penerbit beserta cetakannya
e.      Tebal Buku
f.        Harga Buku
3.       Membuat Pembuka, yang dimulai dengan hal-hal berikut :
a.       Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja dan prestasi apa saja yang diperoleh.
b.      Membadingkan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang itu sendiri maupun pengarang lain.
c.       Memaparkan kekhasan sosok pengarang.
d.      Memaparkan keunikan buku.
e.      Merumuskan tema buku.
f.        Mengungkapakan kritik terhadap kelemahan buku.
4.       Tubuh atau isi peryataan resensi, biasanya membuat sinopsis isi buku secara bernas dan krologis, ulasan singkat buku dengan kutipan seperlunya, kelemahan dan keunggulan buku, tinjauan bahasa dan adanya salah cetak atau tidak.
5.       Penutup resesi buku, biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa. 

Sumber

CONTOH RESENSI BUKU 
IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Tip & Trik Jago Main Rubik
Penulis             : Wicaksono Adi
Penerbit           : Gradien Mediatama
Cetakan           : 1, 2009
Tebal               : 184 halaman
PENULIS
Wicaksono Adi, lahir di Semarang pada 6 Oktober 1986. Di komunitas rubik Indonesia dan internasional, ia dikenal dengan nama panggilan Chuck. Mulai mengenal rubik pada Maret 2009, dengan segera ia jatuh cinta dengan permainan ini serta komunitasnya.
PENDAHULUAN
Buku "Tip & Trik Jago Main Rubik" ini hadir sebagai solusi jitu dan komplit. Buku ini akan menjadi teman akrab Anda dalam menyelami permainan rubik, mulai dari nol hingga mahir. Dari berjam-jan hingga mampu menyelesaikannya dibawah 20 detik, bahkan dengan mata tertutup.
SINOPSIS
Rubik adalah permainan puzzle mekanik berbentuk kubus yang memiliki enam warna pada setiap sisinya. Ditemukan pada tahun 1974 oleh Profesor Ernö Rubik, seorang arsitek dan pemahat asal Hungaria. Dengan segera, rubik menciptakan sensasi internasional. Setiap orang ingin memilikinya. Demam ini menjalar baik pada anak-anak maupun dewasa. Ada sesuatu yang memikat pada kubus kecil ini. Ia memiliki konsep yang sederhana, elegan, namun secara mengejutkan sulit untuk diselesaikan.

Satu demi satu kompetisi lokal diadakan untuk berlomba menyelesaikan rubik, di antaranya American Rubik's Cube Championship (November 1981), United Kingdom Rubik's Cube Championship (Desember 1981), Canadian Rubik's Cube Championship (Maret 1982). Puncaknya, pada bulan Juni 1982 untuk pertama kalinya diselenggarakan Rubik's Cube World Championship di Budapest, di mana orang-orang dari berbagai negara dipertemukan oleh rubik. Kejuaraan ini dimenangkan oleh seorang pelajar Vietnam berumur 16 tahun, Minh Thai, dengan catatan waktu 22,95 detik. Ketertarikan publik pada rubik mulai memudar menjelang tahun 1990. Orang-orang sudah terlalu kesal saat mencoba menyelesaikannya, mengingat keterbatasan informasi saat itu. Sebagian lebih tertarik dengan kehadiran video game elektronik yang lebih modern. Namun hingga hari ini, lebih dari 30 juta rubik telah terjual (belum termasuk merk-merk tiruannya!), menjadikannya diakui sebagai permainan puzzle terlaris di dunia. Bahkan rubik juga disebut-sebut sebagai mainan terlaris sepanjang masa, berdampingan dengan boneka Barbie.

Dengan kemuncurjan internet, rubik akhirnya bangkit dari tidur panjangnya. Pada tahun 2000, petunjuk untuk menyelesaikan rubik telah banyak ditemukan di internet. Demam rubik pun melanda untuk kedua kalinya. Puncaknya terjadi pada tahun 2003, ketika World Championship kedua diadakan di Canada. Rubik dipandang sebagai permainan yang positif, terjangkau, melatih motorik, daya ingat, serta mampu mendorong peminatnya untuk menjalin komunitas dan berkompetisi secara sehat.
IKHTISAR
Speedsolving adalah seni menyelesaikan rubik dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Para pelakunya biasa disebut speedcuber. Bagi mereka, menyelesaikan rubik adalah sebuah olahraga ketangkasan. Mereka tidak hanya mengejar kesenangan, melainkan juga membuktikan diri dan meraih prestasi.
KELEBIHAN
1. Banyak terdapat gambar yang menarik.
2. Penjelasannya sangat rinci.
3. Terdapat indeks untuk kata-kata yang sulit dimengerti.
KEKURANGAN
1. Beberapa kata yang sulit dimengerti tidak terdapat pada bagian indeks.